Artikel Riska Ayu Wijaya (28) XII-11

 PERAN AI DALAM PENYEBARAN BERITA PALSU DAN DISINFORMASI

oleh: Riska Ayu Wijaya

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sedang menjadi perhatian, sebab digadang dapat menggantikan peran manusia dalam mengerjakan sejumlah aktivitas.

Keberadaan AI pun tidak luput dari sasaran hoaks, sejumlah informasi bohong pun mengaitkan dengan teknologi tersebut.

Meskipun AI memberikan kemudahan dalam mengakses dan memproses data, penggunaan teknologi ini juga memunculkan tantangan besar, terutama dalam hal penyebaran berita palsu (hoaks) dan disinformasi. Sistem AI, yang digunakan dalam berbagai platform media sosial dan aplikasi berita, seringkali mempermudah penyebaran konten yang tidak akurat, bahkan bisa membuatnya tersebar lebih luas dan lebih cepat dibandingkan informasi yang benar. Dengan kemampuannya untuk membuat konten secara otomatis, seperti teks, gambar, atau video yang sangat meyakinkan, AI telah memungkinkan penciptaan dan penyebaran informasi yang menyesatkan dengan kemungkinan dan kecepatan yang sebelumnya tidak mungkin terjadi. Hal ini menjadi semakin rumit karena sistem tersebut sering kali disesuaikan untuk memprioritaskan konten yang menarik perhatian, terlepas dari keakuratan atau kebenarannya, sehingga memperburuk masalah disinformasi di era digital.

AI bisa menghasilkan konten yang tampak valid dan meyakinkan dalam jumlah besar, serta menyebarkannya dengan cepat melalui platform digital. Sejumlah algoritma AI yang canggih kini mampu meniru gaya penulisan manusia, menciptakan picture palsu, hingga memodifikasi video untuk 'menceritakan' peristiwa yang tidak pernah terjadi. Inilah yang membuat disinformasi berbasis AI menjadi semakin sulit dikenali oleh manusia / publik. Associate Professor Data Science Program di Monash University Indonesia, Derry Wijaya, mengatakan, kemajuan teknologi AI ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi berdampak positif untuk membantu membuat konten, tetapi di sisi lain bisa dipakai untuk menyebarkan misinformasi.

Misinformasi yang dihasilkan bisa berupa teks, gambar, audio, dan video. Salah satu konten hoaks yang saat ini banyak beredar adalah dengan menyisipkan audio hasil AI ke dalam video yang nyata.


Konten tersebut menyebar luas di ruang digital melalui media sosial. Hal ini membingungkan penerima konten. Sebab, dengan bantuan AI, audio palsu itu bisa dibuat mirip dengan suara orang yang ada dalam video tersebut.

Menurut Derry, terkadang gencarnya penyebaran hoaks tidak hanya disebabkan ketidaktahuan kebenaran pada informasi yang diterima. Sebab, faktor emosional juga bisa berpengaruh, terutama jika informasi itu sesuai dengan pemahaman orang yang menerimanya.

”Hal ini membuat emosi kita terpetik. Kita tahu itu tidak 100 persen benar, tapi tetap membagikannya. Hal ini harus dilatih untuk bisa menahannya. Mesti dihentikan kebiasaan hanya ingin membagikan konten sesuai dengan kepercayaan kita,” ucapnya.

Banyak platform media sosial dan blog yang memungkinkan siapa saja mempublikasikan tulisan tanpa verifikasi ketat. Ketika berita palsu yang dihasilkan oleh AI diunggah, ia bisa menyebar dengan cepat sebelum ada kesempatan untuk memeriksa kebenarannya. Ini bisa berakibat fatal dalam kondisi tertentu, seperti menyebarkan informasi keliru tentang kesehatan atau politik.

Meskipun kecerdasan buatan (AI) membawa manfaat besar dalam mempermudah proses pembuatan dan distribusi konten, teknologi ini juga menimbulkan tantangan serius dalam hal penyebaran berita palsu dan disinformasi. AI memungkinkan pembuatan konten yang sangat meyakinkan, baik berupa teks, gambar, audio, maupun video, yang dapat dengan cepat menyebar melalui platform digital. Hal ini memperburuk masalah disinformasi, terutama ketika konten yang salah atau menyesatkan sesuai dengan pandangan emosional penerimanya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam menerima dan membagikan informasi serta berhati-hati terhadap konten yang berpotensi palsu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AI dalam Pendidikan dan Pengembangan Sosial pada Anak

Penggunaan AI Dalam Keputusan Sosial dan Etika