Penggunaan Al dalam Rekrutmen dan Penilaian Kinerja
Penggunaan Al dalam
Rekrutmen dan
Penilaian Kinerja :
Menghadirkan Efisiensi
Tanpa Mengorbankan
Aspek Kemanusiaan
Penulis : Nanda Dwi Wahyuni
Tulungagung, 02.28
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk rekrutmen dan penilaian kinerja karyawan. Bagi banyak perusahaan, penggunaan AI dianggap solusi efektif untuk menyaring kandidat secara cepat dan akurat, serta menilai kinerja karyawan dengan konsistensi tinggi. Namun, ada kekhawatiran bahwa penerapan AI secara berlebihan dapat mengurangi aspek kemanusiaan, menciptakan ketidakadilan, dan mengurangi peluang bagi individu dengan latar belakang unik.
Beberapa faktor mendorong penggunaan AI dalam rekrutmen dan penilaian kinerja. Pertama, tim HR sering kali kesulitan mengolah data kandidat atau karyawan dalam jumlah besar dengan cepat. AI hadir untuk mempercepat proses ini melalui otomatisasi, memungkinkan perusahaan menghemat waktu dan biaya. Penelitian dari Neuro worx dan Career Builder menunjukkan bahwa AI mampu memberikan penilaian yang konsisten, mengurangi subjektivitas manusia, serta membantu mengidentifikasi pola dan tren yang tidak selalu terlihat oleh manusia.
Selain itu, AI dapat membantu perusahaan mengelola data kandidat dan karyawan dengan lebih efektif, serta menyaring kandidat yang kurang memenuhi syarat atau kriteria tertentu. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, kemampuan AI untuk memproses data objektif secara cepat menjadi keuntungan besar bagi perusahaan.
Meski menawarkan banyak manfaat, penggunaan AI dalam proses rekrutmen dan penilaian kinerja juga memiliki dampak negatif. Salah satu risiko utama adalah ketidakadilan akibat bias algoritma. AI yang didasarkan pada data historis berpotensi mempertahankan ketimpangan yang ada dalam data tersebut. Misalnya, kandidat dengan latar belakang tertentu mungkin tidak sesuai dengan pola data yang ada dalam sistem AI, sehingga terbatasnya peluang mereka untuk diterima.
AI cenderung mengabaikan kontribusi karyawan secara aktual, karena penilaiannya didasarkan pada data yang ada tanpa mempertimbangkan potensi atau keunikan yang tidak tercatat dalam sistem. Hal ini bisa menyebabkan penurunan kepercayaan karyawan terhadap perusahaan, terutama jika mereka merasa bahwa kinerja mereka tidak dievaluasi secara adil.
Studi yang diterbitkan dalam AI Ethics Journal juga menunjukkan bahwa pelamar merasa kurang diperhatikan secara pribadi saat berhadapan dengan AI, karena mereka dinilai hanya sebagai data. Kecenderungan ini berpotensi menghilangkan aspek kemanusiaan, di mana kemampuan unik atau kepribadian kandidat tidak dapat terlihat dalam penilaian berbasis data.
Meski terdapat tantangan, solusi dapat diimplementasikan agar penggunaan AI tidak mengurangi aspek kemanusiaan. Beberapa langkah strategis untuk mewujudkan hal tersebut antara lain:
- Gunakan AI di Tahap Awal Rekrutmen, dengan Keputusan Akhir oleh Manusia
Menggunakan AI di tahap awal memungkinkan proses seleksi kandidat berjalan lebih cepat dan efisien. Namun, pelibatan manusia di tahap akhir dapat memberikan kesempatan bagi kandidat untuk menunjukkan kemampuan dan kepribadian mereka secara langsung. Pendekatan ini akan membuat proses seleksi lebih adil, menggabungkan objektivitas AI dan penilaian subjektif manusia
- Pemrograman AI agar Tidak Terbatas pada Data Historis
Agar AI tidak hanya berdasarkan data masa lalu, sistem harus diperbarui secara berkala dan mempertimbangkan data serta tren terbaru. Hal ini akan mengurangi kemungkinan bias yang terjadi akibat data lama dan memberikan penilaian yang lebih sesuai dengan konteks saat ini.
- Gunakan AI sebagai Alat Bantu, Bukan Penentu Utama
Meskipun AI sangat bermanfaat untuk proses rekrutmen, perusahaan sebaiknya tidak menjadikan AI sebagai penentu utama dalam seleksi dan penilaian kinerja. Sebaliknya, AI sebaiknya digunakan sebagai alat bantu yang membantu tim HR membuat keputusan yang lebih tepat dan terukur.
- Melatih Tim HR dalam Penggunaan AI serta Memahami Potensi Bias
Penting bagi perusahaan untuk melatih tim HR agar lebih peka terhadap potensi bias dalam sistem AI. Dengan pemahaman yang baik, tim HR dapat mengevaluasi hasil AI dan membuat penyesuaian yang diperlukan agar hasil yang diberikan lebih adil.
- Update dan Evaluasi Sistem AI secara Rutin
Agar hasil AI tetap relevan, perusahaan perlu melakukan pembaruan secara berkala pada sistem yang digunakan. Selain itu, evaluasi juga penting untuk meninjau kesalahan atau bias yang mungkin terjadi, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah ketidakadilan.
Dengan solusi yang tepat, perusahaan dapat memanfaatkan keunggulan AI sembari tetap menjaga prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan dalam rekrutmen dan penilaian kinerja karyawan.
Komentar
Posting Komentar